(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

5,32 Juta Ha Untuk Perkebunan

27 Juni 2011 Admin Website Artikel 1622

SAMARINDA. Pemprov Kaltim telah menetapkan kawasan budidaya non kehutanan (KBNK) untuk berbagai kegiatan pembangunan. Termasuk usaha perkebunan seluas 5,32 juta hektare. Dari luasan tersebut, seluas 4,2 juta hektare dikembangkan untuk usaha berbagai komoditi perkebunan. “Investor berpeluang besar untuk mengembangkan komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kakao, atau karet,” ujar Etnawaty Usman, Kepala Bidang Usaha Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim.

Untuk sawit hingga April 2011 terdapat 312 perusahaan pemegang izin lokasi dengan luas lahan yang digarap kurang lebih 3,37 juta hektar. Sedangkan 201 perusahaan di antaranya dengan total luas  lahan sekitar seluas 2,4 juta mempunyai IUP. “Untuk pemegang HGU (Hak Guna Usaha, Red) ada 110 perusahaan dengan luas 911 ribu hektare,” terang Etna.

Realisasi tanam kelapa sawit sampai tahun 2010 seluas 663 ribu hektare dengan produksi sebesar 3,04 juta ton tandan buah segar (TBS).

Lokasi pabrik menyebar, ada di Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Paser, Penajam  Paser Utara, Nunukan, Berau, Samarinda, dan Bulungan. “Dominan beroperasi di Kutim. Beberapa perusahaan ada yang baru mau beroperasi,” papar Etna.

Selain itu, kata dia, pemerintah pusat sudah menetapkan Kaltim sebagai zona kluster industri berbasis pertanian dan oleo chemical. Letaknya di Maloy, Kutim dengan nama Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy.

Melihat pesatnya garapan lahan perkebunan itu, maka peluang besar untuk pengembangan sawit. Contohnya, kerja sama antara perusahaan pemegang legalitas dengan investor lain yang berminat untuk mengembangakan industri hilir. “Terutama  untuk olein, stearin, dan lain-lain, seperti terlihat pada pohon industry CPO (crude palm oil, Red),” tuturnya.

Produk turunan kelapa sawit lainnya juga dapat dimanfaatkan untuk industri pakan ternak. Seperti pelepah atau bungkil, sebagai campuran hijauan makanan ternak. Potensi pelepah daun sebanyak 1.694.029 ton per tahun dan bungkil 1.069.147 ton per tahun.

Terhadap ketersediaan bahan baku tersebut, di Kaltim berpeluang untuk mendirikan pabrik pakan ternak mini. “Mungkin sekitar 73 unit pabrik dengan kapasitas masing-masing 20 ton per hari,” kata Etna.

Sedangkan karet, luas areal pertanaman karet saat  ini tercatat seluas 78.289 hektare. Hampir seluruhnya merupakan areal perkebunan rakyat. Terakhir, tercatat produksi 2010 berjumlah  54.545 ton. Dengan sentra produksi di Kubar, Kukar, Paser dan Balikpapan.

Seperti diketahui hasil utama dari pohon karet adalah lateks. “Biasanya diperdagangkan oleh masyarakat berupa lateks segar, slab atau koagulasi. Bisa juga sit asap atau sit angin,” terang Etna. Produk tersebut sebagai bahan baku pabrik crumb rubber (karet remah) untuk bahan baku berbagai industri hilir seperti ban, sepatu karet, atau sarung tangan.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 27 JUNI 2011

Artikel Terkait