BATAN Siap Dukung Program Food and Rice Estate Kaltim
16 Mei 2012
Admin Website
Artikel
4168
TANGERANG. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Hudi Hastowo
menyatakan kesiapan lembaga tersebut mendukung program food dan rice
estate di Kaltim dengan produk-produk teknologi non energi BATAN.
"Kita siap memberi dukungan teknologi, karena BATAN juga bergerak pada teknologi non energi yang cukup banyak yang menghasilkan produk unggulan di bidang pertanian dan peternakan," kata Hudi saat bertemua Wakil Gubernur Kaltim, H Farid Wadjdy di aula Pusat Penelitian Ilmu dan Teknologi (Puspitek) Tangerang, Senin (14/5).
Hudi mengatakan, selama ini banyak orang berpikir BATAN hanya bergerak pada penelitian dan pengembangan energi nuklir saja, padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. BATAN juga melakukan aplikasi teknik nuklir untuk kesejahteraan masyarakat, baik di bidang kesehatan, peternakan dan pertanian.
"Melalui aplikasi pengembangan isotop dapat dihasilkan benih padi unggul," katanya.
Dia menjelaskan, nuklir dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan pembangunan di sektor perrtanian, sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani. BATAN telah mengembangkan varietas unggul di bidang pertanian dan peternakan.
"Kita telah mengembangkan varietas padi yang dapat menghasilkan sebanyak 10 ton perhektar, rasanya juga tetap enak, karena jika tidak, petani tidak akan mau menanam," katanya.
Pengembangan padi tersebut diantaranya juga dilakukan pada petani lokal di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong. Selain mengaplikasikan hasil penelitian pada masyarakat, juga berdampak pada peningkatan ekonomi petani.
Wakil Gubernur Kaltim H Farid Wadjdy berharap BATAN juga dapat melakukan penelitian terhadap varietas padi Adan yang berasal dari Krayan dan cukup terkenal di kalangan bangsawan Brunei Darussalam. Selama ini padi Adan hanya dapat dikembangkan di Krayan saja, dengan masa tanam sekitar enam bulan.
"Padi Adan ini termasuk unggulan Kaltim, kita berharap BATAN tertarik mengembangkan komoditas padi ini. Mungkin bisa diteliti apakah masa tanamnya bisa diperpendek menjadi tiga bulan," katanya.
Terlebih Kaltim juga mendapat kepercayaan pusat untuk melaksanakan program food and rice estate. Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan memberi dukungan dengan menggandeng beberapa BUMN untuk ikut dalam program ini dengan nilai investasi Rp9 triliun dengan luas pengembangan lahan pertanian mencapai 100.000 hektare untuk tahap awal..
"Bukan karena Pak Dahlan orang Kaltim, namun melihat program ini sangat bagus bagi ketahanan pangan kita, sehingga Menteri memberikan dukungan," katanya. (gie/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Kita siap memberi dukungan teknologi, karena BATAN juga bergerak pada teknologi non energi yang cukup banyak yang menghasilkan produk unggulan di bidang pertanian dan peternakan," kata Hudi saat bertemua Wakil Gubernur Kaltim, H Farid Wadjdy di aula Pusat Penelitian Ilmu dan Teknologi (Puspitek) Tangerang, Senin (14/5).
Hudi mengatakan, selama ini banyak orang berpikir BATAN hanya bergerak pada penelitian dan pengembangan energi nuklir saja, padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. BATAN juga melakukan aplikasi teknik nuklir untuk kesejahteraan masyarakat, baik di bidang kesehatan, peternakan dan pertanian.
"Melalui aplikasi pengembangan isotop dapat dihasilkan benih padi unggul," katanya.
Dia menjelaskan, nuklir dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan pembangunan di sektor perrtanian, sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani. BATAN telah mengembangkan varietas unggul di bidang pertanian dan peternakan.
"Kita telah mengembangkan varietas padi yang dapat menghasilkan sebanyak 10 ton perhektar, rasanya juga tetap enak, karena jika tidak, petani tidak akan mau menanam," katanya.
Pengembangan padi tersebut diantaranya juga dilakukan pada petani lokal di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong. Selain mengaplikasikan hasil penelitian pada masyarakat, juga berdampak pada peningkatan ekonomi petani.
Wakil Gubernur Kaltim H Farid Wadjdy berharap BATAN juga dapat melakukan penelitian terhadap varietas padi Adan yang berasal dari Krayan dan cukup terkenal di kalangan bangsawan Brunei Darussalam. Selama ini padi Adan hanya dapat dikembangkan di Krayan saja, dengan masa tanam sekitar enam bulan.
"Padi Adan ini termasuk unggulan Kaltim, kita berharap BATAN tertarik mengembangkan komoditas padi ini. Mungkin bisa diteliti apakah masa tanamnya bisa diperpendek menjadi tiga bulan," katanya.
Terlebih Kaltim juga mendapat kepercayaan pusat untuk melaksanakan program food and rice estate. Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan memberi dukungan dengan menggandeng beberapa BUMN untuk ikut dalam program ini dengan nilai investasi Rp9 triliun dengan luas pengembangan lahan pertanian mencapai 100.000 hektare untuk tahap awal..
"Bukan karena Pak Dahlan orang Kaltim, namun melihat program ini sangat bagus bagi ketahanan pangan kita, sehingga Menteri memberikan dukungan," katanya. (gie/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM