Gubernur Minta SKPD Sukseskan Pengembangan KEK Maloy
05 Februari 2015
Admin Website
Berita Daerah
3667
SAMARINDA. Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak meminta, kepada seluruh
Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Kaltim, terus
bekerja mendukung sukses pengembangan Kawasan Ekomoni Khusus Maloy
Batuta Trans Kalimantan (KEK-MBTK), di wilayah Kecamatan Kaliorang,
Kabupaten Kutai Timur.
"Dengan dukungan SKPD, diharapkan pengembangan KEK-MBTK terus menunjukan kemajuan yang berarti dan otomatis menjadi andalan serta pemicu pertumbuhan ekonomi di Kaltim," kata Awang Faroek Ishak saat memimpin rapat jajaran SKPD dilingkup Pemprov Kaltim, di Ruang Tepian I Kantor Gubernur Kaltim, Senin (2/2).
Awang mengatakan, pengembangan KEK-MBTK) diakui menjadi yang terbesar di wilayah Indonesia. Karenanya bukan berlebihan jika dia mengajak semua pihak dan unsur terkait mendukung program tersebut, termasuk keterlibatan seluruh SKPD.
"Maloy menjadi kawasan ekonomi yang harus diwujudkan. Ini sebagai persiapan mewujudkan transformasi ekonomi dari pengelolaan SDA tidak terbarukan menjadi SDA terbarukan dan berkelanjutan," jelasnya.
Menurut Awang Faroek, persiapan transformasi pembangunan ekonomi sudah dimulai saat Kaltim masih memiliki SDA tidak terbarukan, berupa migas dan batu bara. Pendapatan dari hasil SDA itu dimanfaatkan untuk membangun infastruktur. Karena sarana dan prasarana yang bagus menjadi faktor penentu peningkatan daya saing daerah.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit, industri pengolahan di daerah Maloy menjadi hal penting dalam mewujudkan variasi produk. Sehingga ke depan tidak semua Crude Palm Oil (CPO) dari Kaltim diekspor, tapi harus diolah menjadi berbagai produk turunan yang memiliki nilai lebih.
"Sebelumnya kita sudah bertekad, tidak semuanya CPO Kaltim diekspor, tapi harus sudah diolah menjadi berbagai produk turunan kelapa sawit. Begitu juga batu bara, tidak ada lagi mengekspor dalam bentuk mentah, tapi harus melalui proses pengolahan sehingga mampu tingkatkan kompetitif daerah," ujarnya.
Transformasi ekonomi, lanjutnya, dilakukan lebih awal agar Kaltim masih punya kekuatan saat SDA tidak terbarukan habis. Sehingga ada jaminan keberlangsung pertumbuhan bagi generasi penerus. Sebaliknya, jika transformasi dilakukan saat semuanya habis, dikhawatirkan memicu gejolak sosial dan berbagai permasalahan lingkungan di kemudian hari.
"Kita harus mewujudkan Kaltim maju 2018. Bekerja untuk kemajuan dengan kemampuan dan kebersamaan kita yakin mampu hadapi semua," ujar Awang. (mar/es/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Dengan dukungan SKPD, diharapkan pengembangan KEK-MBTK terus menunjukan kemajuan yang berarti dan otomatis menjadi andalan serta pemicu pertumbuhan ekonomi di Kaltim," kata Awang Faroek Ishak saat memimpin rapat jajaran SKPD dilingkup Pemprov Kaltim, di Ruang Tepian I Kantor Gubernur Kaltim, Senin (2/2).
Awang mengatakan, pengembangan KEK-MBTK) diakui menjadi yang terbesar di wilayah Indonesia. Karenanya bukan berlebihan jika dia mengajak semua pihak dan unsur terkait mendukung program tersebut, termasuk keterlibatan seluruh SKPD.
"Maloy menjadi kawasan ekonomi yang harus diwujudkan. Ini sebagai persiapan mewujudkan transformasi ekonomi dari pengelolaan SDA tidak terbarukan menjadi SDA terbarukan dan berkelanjutan," jelasnya.
Menurut Awang Faroek, persiapan transformasi pembangunan ekonomi sudah dimulai saat Kaltim masih memiliki SDA tidak terbarukan, berupa migas dan batu bara. Pendapatan dari hasil SDA itu dimanfaatkan untuk membangun infastruktur. Karena sarana dan prasarana yang bagus menjadi faktor penentu peningkatan daya saing daerah.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit, industri pengolahan di daerah Maloy menjadi hal penting dalam mewujudkan variasi produk. Sehingga ke depan tidak semua Crude Palm Oil (CPO) dari Kaltim diekspor, tapi harus diolah menjadi berbagai produk turunan yang memiliki nilai lebih.
"Sebelumnya kita sudah bertekad, tidak semuanya CPO Kaltim diekspor, tapi harus sudah diolah menjadi berbagai produk turunan kelapa sawit. Begitu juga batu bara, tidak ada lagi mengekspor dalam bentuk mentah, tapi harus melalui proses pengolahan sehingga mampu tingkatkan kompetitif daerah," ujarnya.
Transformasi ekonomi, lanjutnya, dilakukan lebih awal agar Kaltim masih punya kekuatan saat SDA tidak terbarukan habis. Sehingga ada jaminan keberlangsung pertumbuhan bagi generasi penerus. Sebaliknya, jika transformasi dilakukan saat semuanya habis, dikhawatirkan memicu gejolak sosial dan berbagai permasalahan lingkungan di kemudian hari.
"Kita harus mewujudkan Kaltim maju 2018. Bekerja untuk kemajuan dengan kemampuan dan kebersamaan kita yakin mampu hadapi semua," ujar Awang. (mar/es/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM