(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

Kualitas Bibit Diragukan

30 April 2011 Admin Website Artikel 3778

MALINAU - Pengembangan perkebunan di kawasan perbatasan, khususnya di Apau Kayan, yaitu,Kecamatan Kayan Selatan, Kayan Hulu, dan Kayan Hilir, dinilai anggota dewan dari Tim I, Kila Ule Herman (Ketua), Kila Liman, Pdt Robinson Tadem, dan Umar HIbrahim  yang melakukan monitoring ke kawasan tersebut beberapa waktu lalu,  tidak maksimal. Penyaluran bibit ke masyarakat, terang Robinson Tadem, Sekretaris Tim, tidak merata. Yang lebih parah, kualitas bibit yang disalurkan juga diragukan.

Selama berada di lapangan, anggota dewan mengaku banyak mendapat laporan miring.Baik soal latar belakang bibit yang selama ini disalurkan melalui Dinas Perkebunan (Disbun) atau kecamatan lewat program Gerbang Dema yang hingga 2010 kemarin masih diterapkan.

Masyarakat, aku Robinson Tadem, melaporkan bahwa bibit perkebunan (kopi, kakao dan karet) banyak yang asal-asalan alias tidak memiliki sertifikasi sebagai bibit unggul.

Sementara itu Kalvinus, anggota dewan dari Tim II yang melakukan monitoring proyek pembangunan di Kecamatan Malinau Utara, Mentarang dan Mentarang Hulu menyebutkan banyak pengusaha bibit (kontraktor) yang mengambil bibit sembarangan dari kebun-kebun yang kualitasnya juga tidak terjamin.

“Dicabut,  terus dimasukkan lagi ke polybag. Jadi bukan lagi bibit bersertifikat,” tegasnya.

Tak heran, ungkap keduanya,kalau hasilnya kemudian jelek. “Ke depannya kalau masih ada program serupa,kami minta Dinas Perkebunan selektif dan ketat mengawasi kualitas bibit dalam setiap pengadaan,” tegas Robinson Tadem.

Kemudian, tambah Robinson Tadem, Dinas Perkebunan pun diminta lebih ketat dalam melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kelompok tani.

“Mulai dari daerah (Disbun), kecamatan sampai desa, harus melakukan pengawasan secara terpadu. Jangan sampai ada kelompok tani yang muncul saat ada proyek,” tegasnyalagi.

Demikian juga dengan pembinaan, menurut anggota dewan,hal itu harus dilakukan secara berkesinambungan. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian/perkebunan, imbuhnya, sedianya berperan maksimal dalam hal pembinaan terhadap kelompok tani.Sehingga pertanian dan perkebunan di Kabupaten Malinau dapat berkembang dan ekonomi masyarakat menjadi lebih baik.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SABTU, 30 APRIL 2011

Artikel Terkait