(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

Kutim Harus Tampil Beda

11 Maret 2008 Admin Website Artikel 3781
"Marilah kita tunjukkan keberpihakan kita terhadap petani. Kita harus bisa tampil beda, sehingga program revitalisasi pertanian di daerah ini cukup berhasil dengan baik," kata Bupati Kutim H Awang Faroek Ishak.

Orang nomor satu di Kutim ini memberikan contoh tentang keberhasilan revitalisasi pertanian di daerahnya, seperti di Kongbeng dan Muara Wahau yang telah menikmati dari hasil perkebunan kelapa sawitnya. Bahkan peredaran yang di dua kecamatan itu mencapai sekitar Rp 8 triliun setiap bulannya.

Selain itu, perkebunan kelapa sawit rakyat di kawasan itu diakuinya telah berhasil dengan baik. Masyarakat baru menikmati hasilnya, setelah menanam kelapa sawit sekitar empat atau lima tahun. Demikian juga di sejumlah kecamatan, mulai membangun perkebunan kelapa sawit bekerjasama dengan perusahaan atau investor.

Dengan memperhatikan kepada petani dan program diarah ke sana, Awan yakin dan optimis bakal mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebab, Kutim dan Kaltim umumnya, memiliki masa depan di sektor pertanian dalam arti luas.

Antara lain pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan sebaginya.

"Semua sektor ini perlu terus digenjot dengan baik, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat juga meningkat secara baik," lanjut Faroek.

Meski Kutim memiliki potensi sumber daya alam (SDA) sektor tambang dan migas, namun tidak bisa diperbaharui dan bisa merusak alam. Tambang dan migas tidak bisa diandalkan untuk masa depan, karena suatu saat bakal habis.

Kemudian mantan anggota DPR RI dua periode ini memberikan contoh di daerah lain yang mengandalkan tambang dan migas, daerahnya menjadi seperti kota hantu. Pihaknya tidak ingin, peristiwa seperti itu terulang di Kutim di masa mendatang. Untuk itu, pihaknya getol untuk mengelola SDA yang dapat diperbaharuai, yakni sector pertanian. Bukan itu saja, pertanian dan agribisnis tidak akan terpengaruh terhadap krisis ekonomi tahun 2007 lalu.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 11 MARET 2008

Artikel Terkait