(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

Pasar Karet Kukar Potensial

31 Agustus 2009 Admin Website Artikel 4325
#img1# Kukar memiliki luas lahan perkebunan karet sebanyak 67 hektar yang dari luas tersebut, 18 ribu hektar sudah diusahakan, sedangkan 49 ribu hektar lebih belum dimanfaatkan.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar, Fadli Ardin kemarin. Menurutnya, lahan potensi karet di Kukar tersebar di 18 kecamatan dan sudah digarap oleh hampir 4 ribu kepala keluarga petani karet.

"Jika karet dikembangkan, komoditi ini akan menjadi sangat diunggulkan karena pasar karet dibutuhkan dunia. Apalagi sejalan dengan perkembangan, permintaan bahan baku karet pun terus meningkat tiap tahunnya," ungkap Fadli Ardin.

Sampai sekarang pun Kukar baru menghasilkan produk getah karet. Produk tersebut sebagian besar dikelola oleh rakyat dan sebagian kecil saja yang dikelola oleh perusahaan Perkebunan Besar Swasta (PBS).

"Di Kukar terdapat dataran tinggi dan lahan kering yang sangat potensial untuk usaha pengembangan berbagai jenis budidaya komoditi perkebunan. Apalagi, pengelolaan kebun karet bisa dilakukan dengan pola integrasi, misalnya karet dan ternak sapi, sehingga sangat menguntugkan bagi petani," paparnya.

Fadli menjelaskan, di lahan kering yang telah difungsikan, untuk berbagai jenis komoditi perkebunan mencapai 544.908 hektar dengan produksi karet Kukar mencapai 16.185 ton atau rata-rata 6.826,5 kg per hektar. Sementara harga jual dari petani kepada pengumpul sekitar Rp 7 ribu per kilogram.

"Produk karet asalan ini kami dijual lagi ke Kalimantan Selatan dan Pulau Jawa untuk diproses, sedangkan di Kukar sendiri masih belum ada pabrik pengolahannya," ucapnya.

Untuk Unit Pengelolaan Hasil (UPH) yang dimiliki petani, pada umumnya masih sederhana, sehingga yang mereka hasilkan berupa sheet asalan yang mutunya biasa saja, bahkan bisa dikatakan masih rendah.

"Kita harapkan banyak investor yang berminat menanamkan modal di perkebunan karet sebab kita sudah menginformasikan tentang berbagai peluang usaha investasi perkebunan karet di sejumlah media, termasuk secara online," paparnya.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 31 AGUSTUS 2009

Artikel Terkait