Pelatihan Budi Daya Tingkatkan Produksi Kakao
21 Juni 2014
Admin Website
Berita Daerah
4421
TANJUNG REDEB. Komoditi kakao merupakan salah satu
komoditi perkebunan unggulan di Bumi Batiwakkal. Bahkan Berau menjadi
kabupaten ketiga terbesar sebagai penghasil biji coklat di Kalimantan
Timur.
Untuk terus mempertahankan produksi kakao baik secara kuantitas maupun
kualitas, program pendampingan dan bimbingan berkelanjutan kepada para
petani pun terus diberikan. Tidak hanya melalui program melalui Dinas
Perkebunan (Disbun) Kabupaten Berau. Namun dukungan dari Disbun Kaltim juga diberikan kepada petani kakao di daerah
ini.
Salah satunya melalui program pelatihan petani kakao yang digelar
Selasa (17/6) kemarin. Sebanyak 30 petani kakao yang berasal dari
daerah-daerah sentra penghasil kakao di Berau mendapat pelatihan
langsung oleh peneliti dari pusat penelitian kopi dan kakao Jember yang
dihadirkan sebagai narasumber.
Kepala Dinas Perkebunan Berau, Basri Sahrin kepada media ini
mengungkapkan saat ini luasan perkebunan kakao di 13 kecamatan
se-Kabupaten Berau mencapai kurang lebih 5.000 hektare dengan rata-rata
produksi berkisar 1,1 ton per hektarenya dan serapan tenaga kerja lebih
dari 2.000 orang. Kakao yang telah cukup lama berkembang di daerah ini
mendapat perhatian serius, terutama melakukan peremajaan pada kakao yang
sudah tidak lagi produktif. Di antaranya dengan dukungan pusat melalui
gerakan nasional (gernas) kakao yang bergulir beberapa tahun lalu.
Pengembangan budi daya kakao ini, dikatakan Basri, sangat penting
untuk memberikan dukungan kepada petani dalam memacu produksi dan dengan pelatihan yang
rutin dilaksanakan juga mendorong petani melakukan pengolahan yang
maksimal dari hasil panen. Sehingga biji coklat yang dihasilkan juga
memberikan kualitas yang terbaik. Apalagi kakao dari Kabupaten Berau
menurutnya selalu menjadi incaran para pembeli dari luar daerah. "Kami
juga menyampaikan terima kasih kepada Disbun Kaltim
yang mendukung pengembangan kakao melalui pelatihan ini," ungkapnya.
Sementara, Kepala Bidang Produksi Disbun Kaltim, Sukardi,
mengungkapkan, Berau menjadi salah satu daerah penghasil kakao unggulan.
Sehingga perhatian kepada daerah dinilai perlu untuk mempertahankan
produksi yang ada. Luasan tanaman yang saat ini sudah mencapai 5.000
hektare, menurutnya, perlu terus ditingkatkan. Termasuk dalam melakukan
pembudidayaan yang terbaik. Begitu juga dalam pengendalian hama maupun
penyakit tanaman kakao yang cukup meresahkan pekebun. Selain juga
memilih benih yang baik maupun perlakukan fermentasi pada biji kakao." Untuk itu kami mendatangkan langsung pakarnya dari pusat penelitian
kopi dan kakao di Jember," jelasnya.
Sukadar Wiryadiputra dari pusat penelitian kopi dan kakao Jember,
mengatakan, jika kebutuhan kakao di Indonesia sangat besar. Hal itu
seiring dengan tumbuhnya industri hilir pengolahan kakao. Sehingga biji
kakao yang dihasilkan para petani tak lagi perlu dibawa keluar negeri.
Kebutuhan kakao yang begitu besar ini menurutnya menjadi peluang bagi
petani kakao untuk terus memacu produksi maupun perluasan tanaman
coklat. (hms4/one/k14)
SUMBER : http://kaltimpost.co.id/berita/detail/79859-pelatihan-budi-daya-tingkatkan-produksi-kakao.html
SUMBER : http://kaltimpost.co.id/berita/detail/79859-pelatihan-budi-daya-tingkatkan-produksi-kakao.html