(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

Perdagangan Bebas Tuntut Kualitas Produk Lebih Baik

20 Juni 2011 Admin Website Artikel 10589

TENGGARONG - Perdagangan bebas yang dihadapi negara-negara anggota Asean menuntut kualitas produk yang dihasilkan oleh petani harus lebih baik. Begitupun dengan globalisasi yang akan melahirkan kerasnya persaingan di antara produk pertanian. Sehingga sangat penting bagi petani Asean untuk meningkatkan kualitas produk. Demikian dikatakan Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak pada Temu Petani Asean -Jepang (Asean-Jepang Farmer's Meeting) dalam rangkaian Penas XIII Petani dan Nelayan, di Pulau Kumala, Ahad (19/6).

"Melalui pertemuan ini kita berupaya untuk dapat menyerap sebanyak-banyaknya informasi dan pengetahuan dalam rangka meningkatkan kecakapan, keterampilan dan wawasan berusaha," kata Awang Faroek yang menyampaikan sambutan dengan Bahasa Inggris.

Sehingga diharapkan antar petani Asean dapat mengembangkan kemampuan menyampaikan gagasan, pengalaman dan pengetahuan serta keterampilannya sebagai petani maupun nelayan kepada petani negara lain, sekaligus belajar menumbuhkan kepercayaan maupun kemampuan diri sendiri dalam menerapkan teknologi.

"Dari segi teknologi dan penguasaan pasar global misalnya, setiap petani di negara-negara Asean dan Jepang pasti akan berusaha agar tidak tertinggal atau kalah bersaing dengan petani negara lain. Bagaimanapun, persaingan global pasti terjadi dan saat sekarang ini kita sudah masuk pada perdagangan bebas," tegasnya.

Awang Faroek juga menjelaskan tentang potensi yang dimiliki Kaltim, baik Sumber Daya Alam maupun potensi pertanian dalam arti luas. Kaltim yang sangat luas, memiliki sumberdaya pertanian cukup besar yaitu lahan sawah mencapai 206.480 hektare dan lahan kering mencapai 22.655.420 hektare, potensi perkebunan terdapat 4,6 juta hektare.

Terdapat juga ladang yang bisa digunakan untuk penggembalaan ternak dan pengembangan hijauan makanan ternak. Dengan luas wilayah dan potensi yang tersedia, Kaltim dapat menampung ternak sapi kurang lebih 5 juta ekor.

"Makanya Kaltim tidak takut dengan larangan impor sapi dari Australia, karena kebutuhan sapi di Indonesia dapat dipenuhi oleh provinsi-provinsi lain," ujarnya.

Sementara itu, tujuan dilaksanakannya Temu Petani Asean dan Jepang ini adalah dalam rangka berbagi karya sesama petani dari Jepang dengan berbagai negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Myanmar, Vietnam, Laos dan Kamboja.

"Karena itu, kesempatan pada pertemuan ini bukan mustahil akan dapat pula dijadikan sebagai ajang temu usaha dan membuka kesempatan investasi yang dapat dikerjasamakan antar negara," harapnya.

SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM

Artikel Terkait