Petani Kini Bisa Jadi Miliarder
27 Maret 2008
Admin Website
Artikel
4421
"Dari luasan kebun sawit sekitar 1.762 hekter, setiap bulan telah menjual Tandan Buah Segar (TBS) ke PT Swakarsa Sinar Sentosa senilai Rp1,5 miliar tiap bulan. Ini merupakan bukit nyata program Pemkab Kutim di bawa kepemimpinan Bupati Awang Faroek Ishak dan waki bupati Isran Noor," kata Camat Muara Wahau Baya Sergius memberikan contoh.
Itu baru dari hasil perkebunan rakyat yang benar-benar dikelola masyarakat sendiri sejak penanaman hingga panen. Saat ini, sejumlah perusahaan juga telah menggandeng koperasi masyarakat, sebagai tindakan nyata terhadap kebijakan Pemkab Kutim mengenai kerjasama pola kemitraan.
Akhir tahun 2007 lalu, kelompok tani yang mengelola perkebunan rakyat sudah mampu menghasilan sekitar Rp 1,4 miliar dari hasil penjualan Tandan Buah Segar (TBS) ke perusahaan. Sedikitnya 1.178 ton telah dibeli PT Swakarsa Sinar Sentosa pada akhir tahun lalu.
Dari jumlah TBS yang dihasilkan masyarakat itu, kemudian dijual ke PT Swarkasa Sinar Sentosa senilai Rp 1,4 miliar, dengan harga jual Rp 1.204 per kilogram melalui koperasi induk Semoga Sawit Wahau Jaya.
"Ini merupakan prestasi yang cukup baik, sebab melalui hasil perkebunan sawit tersebut masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan," kata Baya. Dijelaskan, perkebunan kelapa sawit rakyat yang ada itu mencapai luasan sekitar 1.762 hektare yang dimiliki beberapa kelompok tani di enam desa sejak tahun 2004 . Dari hasil panen yang diperoleh terus mengalami peningkatan yang cukup baik. Dari peningkatan penjualan tersebut dapat di kalkulasi penghasilan kelompok tani per kepala keluarga di Kecamatan Muara Wahau mencapai Rp 4 juta per bulannya.
Apalagi kalau kebun kemitraan yang merupakan kerjasama antara tujuh koperasi dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit sudah terealisasi seluruhnya, tidak menutup kemungkinan masyarakat Muara Wahau dan sekitarnya menjadi miliader baru.
Kebun kemiraan ini ditargetkan sekitar 6.058 hektare dan telah ditanam 1.250 hektare. Sisanya bakal direalisasikan tahun 2008 ini. "Jika seluruh lahan itu sudah tertanam, masyarakat bakal memiliki penghasilan cukup besar. Dari areal seluas itu, warga bisa mengantongi sekitar Rp 15 miliar setiap bulannya. Hal ini jika diasumsikan satu hektare lahan menghasilkan Rp 2,5 juta," katanya.
Pihaknya yakin, masyarakat Muara Wahau bakal lebih sejahtera lagi melalui hasil perkebunan kelapa sawit tersebut. Program pola kemitraan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Pak Awang (Bupati Kutim,red), selalu menekankan kepada perusahaan untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat melalui koperasi. Kita sudah menindaklanjuti di lapangan, yakni perusahaan bekerjasama dengan koperasi milik masyarakat.
Saat ini, ada tiga perusahaan yang menjalin kerjasama pola kemitraan ini dengan tujuh koperasi masyarakat. PT Swakarsa Sinar Sentosa bekerjasama dengan empat koperasi, yakni koperasi Harapan Baru (Desa Muara Wahau), Koperasi Min Bea Glang (Dabeg), Koperasi G Center (desa Diak Lay) dan Koperasi Min Sun Kelut (Desa Benhes). Sedangkan PT Tapian Nadengan (Sinas Mas Grup) bekerjasama dengan Koperasi Karya Baru (Desa Jak Luay) dan Koperasi Sawit Prima Jaya (desa Nehes Liah Bing). PT Astra Grup (PT Karya Eka Daya) bekerjasama dengan koperasi Sawit Tuan Bersatu.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 27 MARET 2008