Petani Lada Minta Dibina
08 Juli 2008
Admin Website
Artikel
3716
#img1# "Kalau sebagai alternatif pendamping lada, bolehlah mengarahkan kita untuk menanam sawit," kata Sujadi, salah satu warga Argomulyo yang menemui Kaltim Post, kemarin. Sujadi mengakui mendapatkan amanat dari beberapa petani lada di desanya untuk menyuarakan keinginan mereka.
Lada, kata Sujadi adalah komoditas unggulan di Sepaku. Lada yang bisa menghidupi warga selama ini. Sejak menjadi warga transmigran 1977 lalu, mereka sudah akrab dengan lada. Sampai saat ini pun, hampir seluruh warga Argomulyo dan seluruh desa di Sepaku menanam lada.
#img2# "Lada adalah hidup kami. Kami ingin dibina agar tetap bisa menekuni komoditas ini," katanya. Bahkan, kecamatan Sepaku dikenal selama ini karena produksi ladanya.
Pemkab PPU sendiri sudah melakukan pembinaan, meskipun intensitasnya masih dirasakan kurang oleh petani. Beberapa waktu lalu sudah dilakukan pelatihan yang dipusatkan di Argomulyo. Pembinaan itu meliputi bagaiamana menanam, merawat, membasmi hama hingga pengolahan lada pascapanen.
Metode pelatihan yang diberikan kepada petani lada ini berupa ceramah disertai dengan tanya jawab dan studi kasus di lapangan agar peserta dapat mengembangkan keterampilan dan kecakapan dalam memecahkan masalah.
Kontribusi produksi lada dari kecamatan Sepaku ini telah membuat posisi PPU sebagai penghasil lada terbesar kedua setelah Kutai Kartanegara. Jika dikelola dengan lebih baik, diyakini PPU akan menjadi produsen lada terbesar di Kaltim. PPU juga memberikan andil dalam menentukan posisi Kaltim sebagai penghasil lada terbesar kelima di Indonesia.
Selama ini, dalam satu hektare selama setahun hanya bisa dihasilkan sekira 1.000 kilogram lada. Padahal, produksi itu masih bisa ditingkatkan hingga 1.500 ton per tahun. Luasan tanaman lada di Sepaku saat ini sekira 2.015 hektare.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 8 JULI 2008