Harga Kakao Rp 14 Ribu per Kg
09 Mei 2008
Admin Website
Artikel
6503
#img1# Kepala Dinas Perkebunan Wisnu Haris didampingi Kasubdin Produksi Maswat mengatakan, tahun ini diperkirakan produksi kakao bergairah kembali. Hal itu diakibatkan melambungnya harga kakao di pasaran yang telah mencapai Rp 14 ribu per kilogram, harga kakao itu berbeda dengan tahun lalu yang hanya Rp 6.500 per kilogram. Tingginya harga kakao ini, dimanfaatkan para petani untuk mengelola kembali tanaman kakao. "Kami berharap produksi kakao atau coklat 2008 ini meningkat 6.000 ton," katanya.
Luas tanaman kakao di Berau mencapai 6 ribu hektare yang dikembangkan di Tumbit Melayu, Tumbit Dayak, Meraang, maupun Pegat Bukur dan Maluang.
Kakao ini alternatif usaha masyarakat sehingga tidak bergantung pada hasil perkebunan lainnya seperti kelapa sawit dan karet. Tanaman kakao ini memiliki prospek dan pemasarannya luas sehingga masyarakat bisa menjual hasil produksinya dengan mudah, terutama di pasok ke luar negeri seperti Tawau malaysia maupun dalam negeri seperti Sulawesi.
#img2# Pemerintah melalui Dinas Perkebunan juga terus mendongkrak usaha petani kakao ini melalui sejumlah bantuan, baik bibit unggul maupun obat-obatan anti hama dan pupuk.
"Target produksi kakao di Berau itu dapat tercapai apabila didukung para pemangku kepentingan yang mengetahui dan mau berupaya meningkatkan kuantitas dan kualitas kakao," jelasnya. Selain itu lanjutnya, yang perlu dilakukan bersama adalah mengefektifkan penyuluhan di tingkat petani, sehingga petani dapat mengembangkan produksi kakaonya melalui tiga program andalan, yakni pemangkasan, pemupukan, dan panen sering (P3S). Terkait dengan hal tersebut, diperlukan tenaga penyuluh minimal 60 orang yang akan disebar di sentra-sentra produksi kakao di daerah ini.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUMAT, 9 MEI 2008