Investasi Kaltim Capai Rp14,8 Triliun
01 Agustus 2012
Admin Website
Artikel
3669
SAMARINDA. Nilai investasi di Kaltim hingga akhir triwulan II atau
semester pertama 2012 periode Januari-Juni telah mencapai Rp14,8
triliun. Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan investasi terus meningkat.
Menurut Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim HM Yadi Sabianoor mengemukakan data versi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekitar Rp10,8 triliun, sedangkan data yang masih dihimpun BPPMD Kaltim masih ada tambahan sekitar Rp4 triliun sehingga totalnya mencapai Rp14,8 triliun.
"Data BKPM hanya sekitar Rp10,8 triliun, padahal dari data yang masih kami himpun masih ada tambahan sekitar Rp4 triliun. Jadi kalau ditotalkan mencapai Rp14,8 triliun hingga semester I tahun ini," ujar Yadi Sabianoor, Selasa (31/7).
Namun demikian lanjutnya, hanya untuk data BKPM itu masing-masing Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp3,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp7,6 triliun.
Dengan nilai tersebut maka Kaltim berada di urutan kelima nasional baik PMDN maupun PMA setelah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Realisasi sektor utama PMDN berasal dari sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, transportasi, gudang dan komunikasi serta jasa lainnya.
Sedangkan untuk bidang utama PMA terdapat sektor tanaman pangan dan perkebunan, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, pertam,bangan dan transportasi, gudang dan komunikasi serta jasa lainnya.
Sedangkan untuk realisasi berdasarkan koridor, Kalimantan (berada di koridor 3) mencapai Rp20,5 triliun dan berada di urutan ketiga setelah Koridor Jawa dan Sumatera. "Padahal, hanya untuk Kaltim saja sudah mencapai Rp14,8 triliun dari Rp20,5 triliun untuk Koridor Kalimantan," jelasnya.
Dijelaskan, sebagai perbandingan untuk investasi Kaltim pada 2010 Rp17,88 triliun terdiri dari PMDN Rp7,88 triliun ranking 3 nasional setelah Jawa Barat serta Jawa Timur dan PMA mencapai Rp10 triliun ranking 5 nasional setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten.
Pada waktu itu, Kaltim merupakan salah satu provinsi terbaik Bidang Penanaman Modal/Regional Champhion 2010. Realisasi terbesar pada sektor pertambangan, kimia dan farmasi, tanaman pangan dan perkebunan, transportasi dan komunikasi serta mampu menyerap 23.181 tenaga kerja.
Sementara itu pada 2011 investasi Kaltim mencapai Rp28,32 triliun terdiri dari PMDN Rp16,21 triliun dan PMA Rp12,12 triliun. Realisasi sektor utama tanaman pangan dan perkebunan, kimia dan farmasi, pertambangan, transportasi dan komunikasi dengan serapan tenaga kerja 21.266 orang.
"Kalau tahun ini target kita sekitar Rp30 triliun, optimis dicapai bahkan diperkirakan akan terlampaui seperti tahun lalu. Terpenting dengan investasi besar ini akan tercipta lapangan kerja yang banyak sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang besar juga," harap Yadi Sabianoor.
Saat ini atau pada semester Itelah terserap 34.668 tenaga kerja, jumlah serapan tenaga kerja ini diharapkan terus meningkat hingga akhir tahun. Sehingga sesuai dengan harapan Gubernur Awang Faroek agar investasi yang besar akan berdampak positif terhadap pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran. (yans/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
Menurut Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim HM Yadi Sabianoor mengemukakan data versi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekitar Rp10,8 triliun, sedangkan data yang masih dihimpun BPPMD Kaltim masih ada tambahan sekitar Rp4 triliun sehingga totalnya mencapai Rp14,8 triliun.
"Data BKPM hanya sekitar Rp10,8 triliun, padahal dari data yang masih kami himpun masih ada tambahan sekitar Rp4 triliun. Jadi kalau ditotalkan mencapai Rp14,8 triliun hingga semester I tahun ini," ujar Yadi Sabianoor, Selasa (31/7).
Namun demikian lanjutnya, hanya untuk data BKPM itu masing-masing Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp3,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp7,6 triliun.
Dengan nilai tersebut maka Kaltim berada di urutan kelima nasional baik PMDN maupun PMA setelah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Realisasi sektor utama PMDN berasal dari sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, transportasi, gudang dan komunikasi serta jasa lainnya.
Sedangkan untuk bidang utama PMA terdapat sektor tanaman pangan dan perkebunan, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, pertam,bangan dan transportasi, gudang dan komunikasi serta jasa lainnya.
Sedangkan untuk realisasi berdasarkan koridor, Kalimantan (berada di koridor 3) mencapai Rp20,5 triliun dan berada di urutan ketiga setelah Koridor Jawa dan Sumatera. "Padahal, hanya untuk Kaltim saja sudah mencapai Rp14,8 triliun dari Rp20,5 triliun untuk Koridor Kalimantan," jelasnya.
Dijelaskan, sebagai perbandingan untuk investasi Kaltim pada 2010 Rp17,88 triliun terdiri dari PMDN Rp7,88 triliun ranking 3 nasional setelah Jawa Barat serta Jawa Timur dan PMA mencapai Rp10 triliun ranking 5 nasional setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten.
Pada waktu itu, Kaltim merupakan salah satu provinsi terbaik Bidang Penanaman Modal/Regional Champhion 2010. Realisasi terbesar pada sektor pertambangan, kimia dan farmasi, tanaman pangan dan perkebunan, transportasi dan komunikasi serta mampu menyerap 23.181 tenaga kerja.
Sementara itu pada 2011 investasi Kaltim mencapai Rp28,32 triliun terdiri dari PMDN Rp16,21 triliun dan PMA Rp12,12 triliun. Realisasi sektor utama tanaman pangan dan perkebunan, kimia dan farmasi, pertambangan, transportasi dan komunikasi dengan serapan tenaga kerja 21.266 orang.
"Kalau tahun ini target kita sekitar Rp30 triliun, optimis dicapai bahkan diperkirakan akan terlampaui seperti tahun lalu. Terpenting dengan investasi besar ini akan tercipta lapangan kerja yang banyak sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang besar juga," harap Yadi Sabianoor.
Saat ini atau pada semester Itelah terserap 34.668 tenaga kerja, jumlah serapan tenaga kerja ini diharapkan terus meningkat hingga akhir tahun. Sehingga sesuai dengan harapan Gubernur Awang Faroek agar investasi yang besar akan berdampak positif terhadap pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran. (yans/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM