(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

Kamis, Seminar Aren Genjah di Bogor

22 Maret 2011 Admin Website Artikel 4787

SANGATTA- Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Kepala dan Palma Lain (Balitka) Manado Prof Hengky Novarianto mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi tanaman  asli khas Kalimantan yang tumbuh tunggal dan berkelompok di kawasan Taman Nasional Kutai (TNK) Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan.

Sebanyak 941 pohon aren genjah itu menurutnya adalah milik 15 warga setempat. Abdul Azis memiliki 108 pohon aren genjah. Haji Kile memiliki 137 pohon aren. Mammi 92 pohon, Sakka  punya 111 pohon, Haji Tarenre memiliki 53 pohon. Berikut Habba punya 71 pohon, Udin punya 42 pohon, Gunawan 45 pohon, Halim 27 pohon, Ukkase 35 pohon, Betta 50 pohon. Selanjutnya Ardiansyah 40 pohon, Nappase 43 pohon, Haji Baba  137 pohon, dan Gunami punya 32 pohon.

“Tipe aren genjah tumbuh tegak pada lingkungan lahan kering iklim basah, air tanah dangkal pada ketinggian tertentu. Aren genjah mulai produksi pada umur 5 tahun,” ujarnya.

Ciri lain aren genjah, ukuran batang melingkar 138, 2 cm. Daun hijau mengkilap. Bunga mayang betina mencapai 7,20 buah dan bunga mayang jantan 7,90  buah. Produksi nira per mayang per hari 12,14 liter dengan kadar gula 12,74 persen. Jumlah benih per mayang 760 butir. Dalam satu pohon aren menghasilkan benih 4.032 butir. Tiap pohon induk penghasil benih mampu dikembangkan pada lahan seluas 12 hingga 13 hektare.

Aren genjah ini sengaja diteliti Balitka Manado, untuk diusulkan pelepasannya sebagai tanaman khas Kutim. Hanya saja sebelum mendapat pengakuan resmi  dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kementerian Pertanian RI, maka terlebih dahulu harus melalui tahapan seminar pelepasan yang rencananya dilangsungkan di Bogor hari Kamis (24/3) lusa.

Bila pelepasan aren genjah sudah resmi, Kutim secara nasional diakui memiliki tamanan khas bahan baku gula merah.  Nira aren genjah setelah disadap umumnya diolah menjadi gula, baik gula cetak maupun gula semut. Tiap petani mengolah rata 50 liter  nira per hari, dan dapat menghasilkan sekitar 6 kilogram gula semut, atau 12 buah gula cetak. (berat 0,5 kg per buah) dengan harga gula cetak Rp 7.000 per buah. Sedangkan harga gula semut Rp 20.000 per kilogram. 

“Saat ini pada umumnya petani mengolah  setengah bagian gula semut dan setengah lagi gula cetak. Dengan demikian, pendapatan kotor petani berkisar Rp 84 ribu hingga Rp 120 ribu per hari. Kualitas gula aren genjah setelah dianalisis baik gula cetak maupun gula semut, keduanya memenuhi standar SNI 01-3743-1995,” papar Hengky Novarianto.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 22 MARET 2011

Artikel Terkait