Kopi Indonesia Bidik Pasar China
11 April 2012
Admin Website
Artikel
4241
JAKARTA. Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) tidak gentar dengan perlambatan ekonomi
yang ada di Amerika Serikat dan Eropa, karena produk kopi Indonesia
masih dapat diserap oleh pasar di luar kedua kawasan itu.
"Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan Eropa membuat AEKI membidik China sebagai negara tujuan ekspor," kata Wakil Ketua Umum Bidang Industri AEKI Pranoto Soenarto, di Jakarta, Selasa (10/4).
Pranoto mengatakan China mulai lahir sebagai negara pecinta kopi. Ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan eksportir kopi nasional.
"Penduduk China mulai menyukai kopi, maka dibutuhkan satu Vietnam lagi atau butuh produksi 1,2 juta ton biji kopi untuk diekspor ke sana," ujarnya seraya menambahkan bahwa selama ini Vietnam menjadi negara pengekspor kopi terbesar ke China.
Lebih lanjut, ia berpendapat petani dan eksportir Indonesia tidak perlu khawatir dengan adanya krisis global di zona euro dan Amerika Serikat. "Memang untuk investasi di dalam negeri terbilang cukup rendah. Hal ini disebabkan budaya minum kopi, di mana masyarakat jika sudah memiliki kepercayaan pada satu kopi tidak akan berpaling ke kopi lain," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Benny Wahyudi mengatakan perkembangan sektor industri kopi olahan sebenarnya cukup menggembirakan.
"Jumlah pengolahan kopi dari 77 perusahaan saat ini naik menjadi 81 perusahaan, belum lagi industri kecil dan rumah tangga yang banyak menghasilkan kopi spesialti," katanya.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 11 APRIL 2012
"Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan Eropa membuat AEKI membidik China sebagai negara tujuan ekspor," kata Wakil Ketua Umum Bidang Industri AEKI Pranoto Soenarto, di Jakarta, Selasa (10/4).
Pranoto mengatakan China mulai lahir sebagai negara pecinta kopi. Ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan eksportir kopi nasional.
"Penduduk China mulai menyukai kopi, maka dibutuhkan satu Vietnam lagi atau butuh produksi 1,2 juta ton biji kopi untuk diekspor ke sana," ujarnya seraya menambahkan bahwa selama ini Vietnam menjadi negara pengekspor kopi terbesar ke China.
Lebih lanjut, ia berpendapat petani dan eksportir Indonesia tidak perlu khawatir dengan adanya krisis global di zona euro dan Amerika Serikat. "Memang untuk investasi di dalam negeri terbilang cukup rendah. Hal ini disebabkan budaya minum kopi, di mana masyarakat jika sudah memiliki kepercayaan pada satu kopi tidak akan berpaling ke kopi lain," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Benny Wahyudi mengatakan perkembangan sektor industri kopi olahan sebenarnya cukup menggembirakan.
"Jumlah pengolahan kopi dari 77 perusahaan saat ini naik menjadi 81 perusahaan, belum lagi industri kecil dan rumah tangga yang banyak menghasilkan kopi spesialti," katanya.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 11 APRIL 2012