(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

Pembangunan Perkebunan di Kutim Jalin Kemitraan dengan Masyarakat

28 November 2013 Admin Website Berita Daerah 3863
Pembangunan Perkebunan di Kutim Jalin Kemitraan dengan Masyarakat

SANGATTA. Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Akhmadi Baharuddin mengatakan sektor perkebunan kelapa sawit di Kutim terus mengalami perkembangan yang positif. Hal tersebut seiring dengan semakin bertambahnya luas area pengembangan sektor penghasil CPO (crude palm oil) ini.

Kutim menjadi daerah kedua terbaik se-Indonesia, yang berhasil melakukan percepatan pembangunan kebun plasma kemitraan bagi masyakat. Luas kebun plasma yang telah dibangun perusahaan untuk masyarakat, totalnya mencapai antara 60 sampai 70 ribu hektare dari seluruh luas area yang akan dibangun.

Program realiasi komitmen setiap perusahaan perkebunan untuk membangun kebun plasma yang dikembangkan melalui metode kemitraan berjalan dengan baik.

"Pembangunan kebun plasma kemitraan antara perusahaan dan masyarakat itu sangat berdampak pada kesejahteraan warga dan kemajuan perekonomian daerah," kata Akhmadi.

Kemitraan tidak hanya dilakukan melalui program kerjasama pengelolaan kebun tetapi juga bidang lainnya. Contohnya adalah kemitraan jasa transportasi atau angkutan perusahaan hingga kemitraan penyediaan sarana produksi. Program pengembangan kebun sawit plasma kemitraan ini merupakan bagian dari pengembangan total luas area perkebunan di Kutim yang mencapai kurang lebih 350 ribu hektare.

Wakil Bupati Ardiansyah Sulaiman juga berpendapat sama dengan Kadisbun. Dampak pengembangan program agribisnis, khususnya sektor perkebunan kelapa sawit di daerah ini telah memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan percepatan pembangunan ekonomi daerah. Dia berharap luas area kebun sawit di Kutim yang telah menjadi terbesar se-Kaltim bisa benar-benar dimanfaatkan maksimal bagi semua pihak untuk kemajuan daerah.

"Mulai saat ini semua pihak harus berfikir tidak hanya industri hulu saja dari pengembangan kebun sawit, atau memproduksi CPO saja untuk di ekspor. Tetapi sudah harus memikirkan pengembangan industri hilir dari perkebunan sawit itu sendiri. Sehingga dimasa datang, kita tidak hanya bisa mengekspor bahan baku saja, tetapi juga barang jadi dengan standarisasi yang layak," harap Wabup.

DIKUTIP DARI VIVA BORNEO, RABU, 27 NOPEMBER 2013

Artikel Terkait