Pemerintah masih Upayakan CPO Masuk Produk Ramah Lingkungan
18 September 2012
Admin Website
Artikel
3847
JAKARTA. Pemerintah masih mengupayakan agar produk minyak
kelapa sawit (crude palm oil/CPO) bisa masuk menjadi salah satu produk
ramah lingkungan yang digagas Asia Pasific Economic Conference (APEC).
"CPO memang belum masuk, tetapi kita masih menyuarakan, mudah-mudahan bisa dipertimbangkan. Karena tidak ada alasan untuk tidak bisa mengklasifikasi CPO sebagai produk yang ramah lingkungan," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (14/9).
Belum masuknya CPO ke dalam produk ramah lingkungan, kata Gita, karena masih terganjal standar yang berbeda dengan Environtmental Protection Agency (EPA).
Tim teknis dari EPA dijadwalkan datang ke Indonesia untuk melakukan analisa mendalam pada Oktober mendatang.
"(Yang masih keberatan dengan CPO) negara-negara maju khususnya Amerika Serikat, Australia dan Kanada. Tapi mereka mau mempertimbangkan asal tidak ada ganjalan teknis. Ganjalannya ini di EPA, masih ada pandangan berbeda dengan kita mengenai penurunan emisi karbon. Jadi tergantung sikap EPA. Tapi sejauh ini mereka mau mendengarkan pola pikir dan pandangan kita," kata Gita.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SENIN, 17 SEPTEMBER 2012
"CPO memang belum masuk, tetapi kita masih menyuarakan, mudah-mudahan bisa dipertimbangkan. Karena tidak ada alasan untuk tidak bisa mengklasifikasi CPO sebagai produk yang ramah lingkungan," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (14/9).
Belum masuknya CPO ke dalam produk ramah lingkungan, kata Gita, karena masih terganjal standar yang berbeda dengan Environtmental Protection Agency (EPA).
Tim teknis dari EPA dijadwalkan datang ke Indonesia untuk melakukan analisa mendalam pada Oktober mendatang.
"(Yang masih keberatan dengan CPO) negara-negara maju khususnya Amerika Serikat, Australia dan Kanada. Tapi mereka mau mempertimbangkan asal tidak ada ganjalan teknis. Ganjalannya ini di EPA, masih ada pandangan berbeda dengan kita mengenai penurunan emisi karbon. Jadi tergantung sikap EPA. Tapi sejauh ini mereka mau mendengarkan pola pikir dan pandangan kita," kata Gita.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SENIN, 17 SEPTEMBER 2012