(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

Pemerintah Siapkan Insetif Bagi 3 Sektor Hilir

26 November 2010 Admin Website Artikel 3997

Jakarta - Pemerintah akan ajukan 3 jenis sektor hilir untuk menjadi prioritas mendapatkan insentif dari pemerintah. Pemerintah berencana menggerakkan industri hilir guna meningkatkan nilai tambah suatu produk.

"Kita berpikir ke depan, tidak melulu ekspor barang mentah tapi memproses ke industri yang bernilai tambah, jadi barang jadi. Sekarang ini, kalau kita ekspor ke negara-negara itu, industri negara itu yang bekerja memproses, nilai tambahnya ada di mereka. Kemudian di ekspor lagi ke Indonesia menjadi barang jadi, harganya sudah 10 kali lipat," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (25/11/2010) malam.

Untuk tahap awal, lanjut Hidayat, pemerintah akan memulai pada 3 sektor prioritas yang sudah memulai memproduksi barang jadi dari bahan baku yang dihasilkannya. Ketiga sektor industri itu adalah kelapa sawit, kakao, dan karet.

"Pemerintah bertekad memulai downstream, produk agriculture, pertambangan, dan proyek petrokimia. Tapi sekarang ini agriculture, kelapa sawit, kakao dan karet," ujarnya.

Menurut Hidayat, pemerintah sedang merancang pemberian insentif bagi sektor-sektor yang dapat mengembangkan industri hilirnya tersebut.

"Pokoknya ada lah, insentif dan disinsentif, membuat prosesing industrinya jalan, industri nilai tambahnya jalan," paparnya.

Namun, Hidayat masih enggan mengungkapkan bentuk bantuan pemerintah secara konkrit berdasarkan hasil rapat dengan Menteri Keuangan dan Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM). Yang jelas, lanjutnya, regulasi yang terkait dengan pemberian insentif dari pemerintah tersebut diharapkan mulai berjalan pada tahun 2011.

"Secepat mungkin, karena pada masa yang akan datang, pendalaman industri itu dilakukan melalui penciptaan downstream atau sektor hilir. Dan itu akan puluhan lagi industri yang akan tumbuh dari sektor hilir," tandasnya.

 

DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, JUMAT, 26 NOPEMBER 2010

Artikel Terkait