(0541)736852    (0541)748382    [email protected]

Sei Tubu Kembangkan Kopi dan Gaharu

16 Oktober 2008 Admin Website Artikel 4125
Melalui program Gerbang Dema kecamatan, tiap kepala keluarga diberikan 150 bibit kopi dan gaharu setiap tahun sejak tahun 2006.

#img1# Camat Mentarang Marson L Langub mengatakan, kondisi geografis dan budaya warga desa di Sei Tubu dengan desa lain di wilayah Mentarang berbeda. Dengan begitu, jenis komoditas unggulan yang dikembangkan juga lain dibanding 10 desa lainnya di wilayah Mentarang.

Untuk 5 desa di Sei Tubu yang masuk perwakilan Kecamatan Mentarang, telah dikembangkan kopi dan gaharu, sementara di desa lain dikembangkan padi adan dan kakao.

Selama sepekan terakhir di bulan September lalu, Marson L Langub yang didampingi Kepala KCDP Mentarang, dan petugas kesehatan dari Puskesmas, melakukan kunjungan sekaligus monitoring realisasi program Gebang Dema khususnya di 3 desa, daerah Sei Tubu Mentarang, yakni Long Nyau, Long Ranau, dan Long Pada.

Ia mendapati tanaman kopi maupun gaharu yang dikembangkan warga di Sei Tubu sejak 2006 berkembang bagus.

Dari 5 desa di Sei Tubu, sudah dikembangkan sekitar 27 tanaman hektare kopi dan 27 hektare gaharu.

"Untuk bibit yang ditanam sejak tahun perintisan (2006) kini sudah tumbuh hingga mencapai 1 meter. Tahun 2009 nanti, khususnya kopi diharapkan sudah berbuah." ungkapnya.

Sebenarnya, pihak kecamatan bisa memberikan bibit kopi dan gaharu lebih banyak lagi. Seperti, program kakao, tiap KK mengembangkan seluas setengah hektare per tahun dari Gerbang Dema kecamatan dan desa.

Namun warga di 5 desa Sei Tubu mengaku belum sanggup sehingga hanya diberikan 300 pokok bibit gaharu dan kopi tiap KK.

"Pertama ditawari bibit, tiap KK bahkan cuma sanggup 200 pokok. Tetapi kita menambah menjadi 300 pokok per KK," katanya.

Dikembangkannya tanaman kopi dan gaharu ini, merupakan implementasi program Gerbang Dema untuk mewujudkan masyarakat mandiri. Dengan sistem ini, secara bertahap mengubah pola warga setempat yang terbiasa masuk-keluar hutan mencari gaharu.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 16 OKTOBER 2008

Artikel Terkait